Ads Top

Semanis Madu

Senja belum temaram, aku dan suamiku memutuskan untuk menunggu saja di ruang berpintu kaca yaitu ruang lobby pertunjukan Beauty Contest and The Light Show. Masih 2 jam sebelum kami diizinkan masuk untuk menonton pertunjukan yang katanya spektakuler di New York itu. Selang beberapa menit suamiku harus masuk ke ruang technical meeting acara, karena dia seorang asisten penanggung jawab acara pertunujukkan tersebut.
Tepat pukul 19.30 para penonton dan tamu undangan dipersilahkan memasuki ruang pertunjukkan. Aku bergegas masuk dan menyisir bangku yang sesuai dengan nomor yang tertera di undangan. Seperti namanya, Beauty Contest and The Light Show ini adalah pertunjukkan kontes kecantikan tingkat dunia yang diikuti oleh beberapa negara.
                                                               ****
“ Dewi Puteri Angora, 27 years old from Indonesia....” teriakan sang MC.
Dewi melangkahkan kakinya. Dia melenggang dengan anggun. diarahkan pandangannya menyisir bangku penonton seraya mengembangkan senyum termanisnya. Pandangan Dewi seakan lama terhenti ketika diarahkan tepat ke arahku. Aku yg duduk di baris depan cukup jelas melihat sinar matanya yang teduh.
Mendengar nama Indonesia dikumandangkan dan menangkap sinar mata yang teduh itu sekejap saja pikiranku dikepung kenangan. Masa SMA yang tersimpan dalam ingatan. Kenangan itu bagai setumpuk besi tua berkarat, berderit-derit ketika diangkat. Lamat-lamat semua terangkai dalam jalinan cerita yang rasanya masih begitu hangat. Padahal, bertahun-tahun lampau aku sudah melewatinya.
Dulu, waktu SMA aku menggilai pemilik sorot mata teduh, bernama Angga. Kerap kali kita menghabiskan waktu bersama, seiring bergulirnya waktu akhirnya kamipun berpacaran. Skenario kehidupan tak ada yang tahu yang pada akhirnya ayahku pindah tugas ke New York yang membuat kami sekeluarga harus meninggalkan kota Bandung. Aku yang jarang berkunjung ke Indonesia membuat hubunganku dengan Angga semakin renggang dan akhirnya benar-benar lose contact. Hingga suatu hari aku menikah dengan Kenz. Dia asli Indonesia. Kami dipertemukan di tempat kuliah salah satu Universitas ternama di New York.
Deru tepuk tangan penonton membuyarkan lamunanku.
                                                                     *****
“Honey, jangan dulu keluar ruangan. Aku segera ke situ” pesan yang aku terima dari kenz di layar ponsel.

Tak lama kemudian Kenz menemuiku, dia langsung menggamit tanganku untuk menuju ke ruang technical meeting, karena ada penentuan jadwal evaluasi acara terlebih dahulu serta jamuan makan malam bersama seluruh tim penyelenggara dan seluruh peserta kontes.
Kenz sudah sibuk masuk membelah kerumunan timnya. Aku memasuki ruang toilet perempuan, saat aku sedang membenahi make up wajahku di depan cermin yang besar yang bersandar di dinding toilet tiba-tiba aku dikejutkan dengan seseorang yang menyerukan namaku.
“Arista...?”
Sontak aku langsung berbalik badan, ternyata yang aku lihat sesosok kontestan dari Indonesia. Aku terkesiap. 
“ Hey, dari mana kau tahu namaku ?” aku melempar tanya.

“Dulu, aku Dewa Putera Anggara, Aristaaa. Tapi yang sekarang kau lihat adalah Dewi Puteri Angora” jawabnya dengan suara sedikit parau.
Semanis Madu Semanis Madu Reviewed by Unknown on November 01, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar

Image Link [http://imagizer.imageshack.us/v2/150x100q90/922/ZQsqGP.jpg] Author Name [Racikan Resep] Author Description [Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard] Facebook Username [themexpose] Twitter Username [deewipadi] GPlus Username [112808915066490310571] Pinterest Username [themexpose] Instagram Username [themexpose]